Menjadi jujur lebih sulit, daripada menjadi benar! Cukup dengan berkuasa, untuk menjadi benar.
Pernyataan di atas menghantam benak saya, saat perjalanan menuju Bandung siang tadi. Bagi saya, pernyataan tersebut tidak terikat zaman. Suatu hal yang mutlak (setidaknya untuk saya pribadi).
Kebenaran itu letaknya di wilayah abu-abu, relatif, antara hitam dan putih. Sejarah telah banyak membuktikannya. Individu atau kelompok terkuat (berkuasa) adalah pihak yang dapat menentukan aturan/hukum (kebenaran) sesuai kehendaknya. Selalu muncul perdebatan antara benar atau salah.
Beda halnya dengan kejujuran. Apakah perlu memiliki kekuasaan, kekayaan, atau ketenaran untuk menjadi orang jujur? Tentu tidak. Menjadi jujur itu cukup dengan bersikap dan berucap apa adanya, tanpa ada yang ditutupi. Sederhana dan mudah (harusnya).
Tapi pada kenyataannya, suatu tantangan yang sangat besar untuk bersikap jujur. Baik itu jujur kepada orang lain, diri sendiri, atau bahkan pada Allah.
Saya pun sadari, belum cukup menjadi orang jujur. Yah setidaknya, mungkin saya mendapatkan berkah dari pernyataan dan postingan saya ini. Bagi saya ini adalah suatu pukulan dan tantangan untuk memacu diri sendiri. Supaya saya lebih berani untuk bersikap jujur! Amien...
Selamat malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar