“Di atas bukit masih ada gunung... Tapi di atas gunung pun masih ada langit…”.
Pribahasa itu, menurut saya tepat sekali menggambarkan makna kehidupan. Hidup kita menjadi bermakna dikarenakan adanya tantangan. Seseorang yang tidak memiliki tantangan dalam hidupnya, dia akan menjalani kehidupan dengan hampa. Lebih tepatnya tidak bermakna. Okeh. Memang, sampai akhir kalimat ini, kita masih belum menemukan hubungan pribahasa tersebut dengan tantangan dalam kehidupan. Jadi, mari kita temukan benang penghubung pribahasa di atas dengan tantangan dalam kehidupan. Here we go…
Selama kita hidup, kita akan didatangi berbagai macam masalah. Apapun jenis masalahnya, kita ditantang untuk menyelesaikannya. Selesai suatu masalah, kita akan didatangi masalah baru yang menunggu untuk juga diselesaikan. Atau mungkin kita akan didatangi masalah baru meski belum menyelesaikan urusan sebelumnya. Itu semua sering terjadi dalam keseharian kita, bukan? Permasalahan yang kita hadapi itulah, adalah tantangan yang dimaksud.
Permasalahan hidup yang tidak lelah berdatangan ini, akan terus menghampiri kita untuk dituntaskan, terlepas kita menginginkannya atau tidak. Bahkan kalau kita melarikan diri dari satu masalah (atau berbuat curang dalam menuntaskan masalah misalnya), masalah tidak akan hilang dari diri kita. Minimal ada masalah baru yang mesti kita hadapi, yaitu masalah konsekuensi apa saja yang akan didapat dari tindakan kita tersebut.
Kita tidak dituntut untuk menyelesaikan masalah yang datang saat itu juga. Kita bisa menyimpan masalah tersebut lalu menyelesaikan masalah yang lebih mendesak terlebih dahulu. Setelah masalah yang mendesak telah terjawab, baru kita dapat menuntaskan masalah yang kita tunda. Karena itulah hidup. Yang tidak benar itu, adalah kita melarikan diri dari suatu masalah. Itu justru akan merugikan kita, karena kita malahan akan mendapatkan dampak dari sikap tersebut, yaitu: masalah baru.
Sampai sini, pembicaraan kita tentang hubungan antara masalah dan tantangan dalam pribahasa di atas telah menemukan cukup titik temu. Lalu, apa yang dimaksud dengan “Di atas bukit masih ada gunung... Tapi di atas gunung pun masih ada langit…”? Apakah maksudnya, permasalahan (tantangan) itu selalu terus bertambah sulit. Apakah begitu? Kalau seperti itu, bagaimana dengan ini: bukankah kita sering menghadapi permasalahan yang sama, yang berulang untuk kita selesaikan? Mungkin muncul pertanyaan seperti itu dibenak kita. Dari pertanyaan tersebut, pribahasa diatas mulai terasa tidak relevan dalam bahasan ini. Namun sebenarnya pribahasa itu tetap relevan. Andaikan permasalahan kita adalah, kita berprestasi dalam pekerjaan kita, atau mendapat nilai yang bagus dalam studi kita. Bukankah tidak sekali atau dua kali, kita mendapatkan tantangan (permasalahan) untuk mendapatkan prestasi / nilai yang bagus dalam pekerjaan / studi kita? Kasusnya mungkin sama, tapi persepsi kita memahami tantangan yang berubah. Dalam kasus ini, tantangan kita selanjutnya adalah, bagaimana caranya untuk tetap mempertahankan prestasi pekerjaan / studi kita tersebut. Atau bahkan meningkatkan prestasinya. Ini hanya contoh kecil kasus. Dalam kehidupan kita ada berbagai macam permasalahan yang berulang, yang kita diharapkan untuk memandangnya dengan persepsi seperti kasus tadi. Bagi saya, itulah makna luas dari pribahasa “Di atas bukit masih ada gunung... Tapi di atas gunung pun masih ada langit…”.
Semoga postingan ini bermanfaat untuk kita memaknai tantangan arti hidup. Dalam menjalaninya kita pasti akan digoda oleh rasa bosan, malas, atau menyerah. Tapi kita mesti bisa menuntaskannya. Ingat, ada pribahasa yang mengatakan “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” bukan? Hehehe… Semoga kita dapat menikmati buah, dari keberhasilan kita menyelesaikan permasalahan-permasalahan (tantangan-tantangan) dalam hidup. TETAP OPTIMIS! Selamat menikmati hidup…
Sekian untuk posting kali ini. Mungkin pada beberapa waktu kedepan, saya akan lebih jarang lagi posting. Berhubung saya sementara waktu akan disibukkan dulu oleh Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Kampus. Mohon doa para warga Dunia Maya untuk KKN saya. Saya sementara waktu akan berhibernasi dari Dunia Maya dulu. Selamat malam bloger Indonesi! sampai jumpa di postingan berikutnya…
Dan si Pipin pun kembali sibuk dengan KKN-nya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar